Sabtu, 03 November 2012

Keanekaragaman Hayati


  1. Pengertian Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan keseluruhan atau totalitas variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah. Keanekaragaman Hayati adalah keseluruhan variasi berupa bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang dapat ditemukan pada makhluk hidup.


  1. Ruang Lingkup Keanekaragaman Hayati
Secara ringkas bahwa keanekaragaman hayati dapat dikelompokkan dalam tiga taraf. Taraf pertama adalah taraf gen, kedua taraf spesies, dan ketiga taraf ekosistem. Ketiga taraf ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
  1. Keanekaragaman Tingkat Gen
Keanekaragam tingkat gen adalah keanekaragam atau variasi yang dapat ditemukan di antara organisme dalam satu spesies.
Gen atau plasma nuftah adalah substansi kimia yang menentukan sifat keturunan yang terdapat di dalam lokus kromosom, yang diturunkan dari kedua induk/orang tuanya.
Kombinasi susunan perangkat gen dari dua induk menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu spesies  yang berupa varietas-varietas yang terjadi secara alami  (akibat adaptasi, ex : rambutan) atau secara buatan (akibat perkawinan silang/hibridisasi, ex : mangga).
  1. Keanekaragaman Tingkat Jenis
Keanekaragaman hayati tingkat jenis adalah keanekaragaman hayati yang menunjukkan seluruh variasi yang terdapat pada makhluk hidup antar jenis. Keanekaragaman tingkat spesies (jenis) adalah keanekaragaman yang ditemukan di antara organisme yang tergolong dalam jenis/spesies yang berbeda, baik yang termasuk dalam satu famili maupun tidak.
Contoh keanekaragaman tingkat jenis adalah dalam keluarga kacang-kacangan, kacang tanah, kacang buncis, kacang hijau, kacang kapri, dan lain-lain. Di antara jenis kacang-kacangan tersebut walaupun ditemukan ciri khas yang sama, akan tetapi ukuran tubuh atau batang, kebiasaan hidup, bentuk buah dan biji, serta rasanya berbeda.
  1. Keanekaragaman Tingkat Ekosistem
Keanekaragaman hayati tingkat ekosistem adalah keanekaragaman hayati yang menunjukan seluruh variasi interaksi antara makhluk hidup dan interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya.
Jadi, antara makhluk hidup dengan lingkungannya akan terjadi interaksi yang dinamis. Perbedaan kondisi komponen abiotik pada suatu daerah menyebabkan jenis makhluk hidup yang dapat beradaptasi dengan lingkungan tersebut berbeda-beda. Akibatnya, permukaan bumi dengan variasi kondisi komponen abiotik yang tinggi akan menghasilkan keanekaragaman ekosistem.
Contoh keanekaragaman hayati tingkat ekosistem adalah pohon kelapa banyak tumbuh di daerah pantai, pohon aren tumbuh di pegunungan, sedangkan pohon palem dan pinang tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah.

  1. Manfaat Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati yang telah didayagunakan disebut sumber daya hayati. Sumber daya hayati digunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan, tetapi yang terutama adalah kebutuhan dasar yang berupa pangan dan kesehatan. Lebih jauh lagi, sumber daya hayati digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri, serta bermanfaat dalam pelestarian lingkungan yang berkesinambungan. Yang tidak kalah pentingnya adalah untuk menghasilkan pendapatan (Sastrapradja, dkk. 1989).
1)      Manfaat dari Segi Ekonomi
Jenis hewan (fauna) dan tumbuhan (flora) dapat diperbarui dan dimanfaatkan secara berkelanjutan. Beberapa jenis kayu memiliki manfaat bagi kepentingan masyarakat Indonesia maupun untuk kepentingan ekspor. Jenis kayu-kayu tersebut antara lain adalah kayu ramin, gaharu, meranti, dan jati jika di ekspor akan menghasilkan devisa bagi negara. Beberapa tumbuhan juga dapat dijadikan sebagai sumber makanan yang mengandung karbohidrat, protein, vitamin serta ada tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat-oabatan dan kosmetika. Sumber daya yang berasal dari hewan dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan dan untuk kegiatan industri.
Dua pertiga wilayah Indonesia adalah perairan yang dapat dijadikan sumber daya alam yang bernilai ekonomi. Laut, sungai, dan tambak merupakan sumber-sumber perikanan yang berpotensi ekonomi. Beberapa jenis diantaranya dikenal sebagai sumber bahan makanan yang mengandung protein.
2)      Manfaat dari Segi Wisata dan Ilmu Pengetahuan
Kekayaan aneka flora dan fauna sudah sejak lama dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Hingga saat ini masih banyak jenis hewan dan tumbuhan yang belum dipelajari dan belum diketahui manfaatnya.
Dengan demikian keadaan ini masih dapat dimanfaatkan sebagai sarana pengembangan pengetahuan dan penelitian bagi berbagai bidang pengetahuan. Misalnya penelitian mengenai sumber makanan dan obat-obatan yang berasal dari tumbuhan. Umumnya secara langsung manusia menjadikan hewan sebagai objek wisata atau hiburan.
3)      Manfaat dari Segi Sosial dan Budaya
Masyarakat Indonesia ada yang menetap di wilayah pegunungan, dataran rendah, maupun dekat dengan wilayah perairan. Masyrakat tersebut telah terbiasa dan menyatu dengan keadaan lingkungan sekitarnya. Kegiatan memanen hasil hutan maupun pertanian merupakan kebiasaan yang khas bagi masyarakat yang tinggal di pegunungan atau dataran tinggi.
Masyarakat tersebut yang hidup berdekatan dengan laut, sungai, dan hutan memiliki aturan tertentu dalam upaya memanfaatkan tumbuhandan hewan. Masyarakat memiliki kepercayaan tersendiri mengenai alam. Dengan adanya aturan-aturan tersebut, keanekaragaman hayati akan terus terjaga kelestariannya.

  1. Hilangnya Keanekaragaman Hayati
Hilangnya keanekaradaman hayati dipengarui oleh beberapa faktor yaitu : 
  1. Hilangnya Habitat
Salah satu faktor yang sangat menentukan keberadaan keanekaragaman hayati adalah habitat. Hutan merupakan habitat asli tempat hidup makhluk hidup. Penebangan serta perusakan hutan secara terus-menerus terganggunya ekosistem makhluk hidup dan pada akhirnya keanekaragaman hayati akan berkurang dan hilang.
  1. Degradasi Habitat
Polusi merupakan perubahan lingkungan yang menimbulkan pengaruh negatif terhadap kesehatan dan kehidupan makhluk hidup.
  1. Spesies-Spesies Pendatang
Kehadiran spesies pendatang dapat mengalahkan atau mendominasi spesies asli. Pada abad ke-19 pembangunan Kanal Erie telah menyebabkan masuknya belut laut ke Danau Agung.
  1. Eksploitasi Secara Berlebihan
Eksploitasi sumber daya alam dikatakan berlebihan jika jumlah sumber daya alam yang diambil lebih besar dibandingkan dengan kemamuan memperbarui diri sumber daya alam yang diambil.
  1. Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati
Melestarikan keanekaragaman hayati berarti melestarikan ekosistem. Prioritas pertama untuk memelihara keanekaragaman hayati harus berupa pelestarian “in-situ” , baik di dalam jaringan daerah perlindungan, dalam zona samudra dan pantai, hutan-hutan maupun bentang alam yang berfungsi ganda di luar daerah pelestarian. Sedangkan pelestarian “ex-situ” dapat merupakan tambahan yang bermanfaat bagi perlindungan jenis di dalam ekosistem alami.
Sejalan dengan prioritas ini, rencana kegiatan pelestarian keanekaragaman hayati Nasional terdiri dari :
  1. Cagar Alam
Cagar alam adalah kawasan perlindungan alam yang memiliki tumbuhan, hewan, dan ekosistem yang khas sehingga perlu dilindungi.
Perkembangan dan pertumbuhan hewan dan tumbuhan, berlangsung secara alami. Sesuai dengan fungsinya cagar alam dapat dimanfaatkan untuk penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan, dan wisata.
Terdapat dua jenis cagar alam yaitu cagar alam darat dan cagar alam laut. Di Indonesia cagar alam darat antara lain : Cagar Alam Morowali di Sulawesi tengah, Cagar Alam Nusa Kambangandi Jawa Tengah, Cagar Alam Gunung Papandayan di Jawa Barat, Cagar Alam Dolok Sipirok di Sumatera Utara, Cagar Alam Hutan Pinus Janthoi di NAD (Aceh). Sedangkan cagar alam laut antara lain : Cagar Alam Kepulauan Aru Tenggara di Maluku, Cagar Alam Pulau Anak Krakatau di Lampung, dan Cagar Alam Kepulauan Karimata di Kalimantan Barat.
  1. Suaka Margasatwa
Suaka Margasatwa adalah kawasan suaka alam yang memiliki ciri khas berupa keanekaragaman dan keunikan jenis satwa, dan untuk kelangsungan hidup satwa dapat dilakuakn pembinaan terhadap habitatnya.
Di Indonesia suaka margasatwadarat antara lain : Suaka Margasatwa Rawa Singkil di NAD (Aceh), Suaka Margasatwa Padang Sugihan di Sumatera Selatan, Suaka Margasatwa Muara Angke di DKI Jakarta, Suaka Margasatwa Tambora Selatan di Nusa Tenggara Barat, Suaka Margasatwa Lamandau di Kalimantan Tengah, dan Suaka Margasatwa Buton di Sulawesi Tenggara. Sedangkan Suaka Margasatwa laut antara lain : Suaka Margasatwa Kepulauan Panjang di Papua, Suaka Margasatwa Pulau Kassa di Maluku, dan Suaka Margasatwa Foja di Papua.
  1. Taman Nasional
Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang memiliki ekosistem asli yang dikelola dengan sistem zonasi.
Taman nasional dapat dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan, dan wisata.
Terdapat dua jenis taman nasional, yaitu taman nasional darat dan taman nasional laut. Taman nasional darat antara lain ; Taman Nasional Leuser di Sumatera Utara, Taman Nasional Ujung Kulon di Banten, Taman Nasional Meru Betiri di Jawa Timur, dan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh di Riau. Sedangkan taman nasional laut antara lain ; Taman Nasional Kepulauan Seribu di DKI Jakarta, Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur, dan Taman Nasional Bunaken di Sulawesi Utara.

0 komentar:

Posting Komentar